Paradoxurus Hermaphroditus

Musang pandan (Paradoxurus hermaphroditus) merupakan  salah  satu  jenis  mamalia  kecil  seukuran kucing (cat-sized  mammals) yang  hidup  di  Asia Selatan  dan  Tenggara. Musang pandan sering disebut juga sebagai Asian Common Palm Civet. Jenis hewan ini umumnya dikenal sebagai Luwak oleh kebanyakan orang Indonesia. Hewan ini terkenal karena produksi kopinya yang diperluas secara industri oleh perusahaan kopi. Inilah yang biasa disebut Kopi Luwak yang merupakan kopi termahal di Indonesia bahkan di dunia. Berdasarkan International Union for Conservation of Nature (IUCN) (2016), status konservasi musang pandan  masih tergolong ke dalam kategori least  concern yaitu  tidak terancam punah atau berisiko rendah dengan kecenderungan populasi menurun. Meski begitu, adanya tindakan eksploitasi, perburuan, dan kebakaran hutan dapat mengancam populasi musang pandan di habitat aslinya.

Musang pandan (Paradoxurus hermaphroditus) merupakan salah satu jenis omnivora kecil yang memiliki berat 2 sampai 5 kg yang tersebar luas di Asia Selatan dan Tenggara. Musang pandan memiliki ukuran tubuh sedang dengan panjang total sekitar 90 cm (termasuk ekor) dan berat rata-rata 3 kg. Sebagian besar warna rambut musang pandan abu-abu sampai coklat tua. Rambut di wajah, telinga, kaki bagian bawah dan ekor berwarna hitam. Terdapat tiga garis hitam membujur mulai dari bahu sampai pangkal ekor; pada bagian sisi tubuhnya terdapat rambut berwarna hitam membentuk pola totol-totol. Panjang kepala dan badan 42 – 58 cm, ekor 30 – 49 cm (70-90% dari panjang kepala dan badan). Selain itu, musang pandan termasuk ke dalam famili Viverridae. Hewan yang termasuk famili Viverridae ini dicirikan memiliki kaki kecil dan pendek, ekor panjang  dan memiliki kelenjar penanda.  Kelenjar penanda tersebut memproduksi sekreta yang berperan sebagai aroma penanda, sekreta ini mempunyai aroma seperti bau daun pandan dan aroma ini dapat tercium di sekitar tempat tinggal musang pandan. Sekreta dari kelenjar anal musang dapat dijadikan sebagai media komunikasi diantara mereka.

Musang pandan dapat dikategorikan sebagai satwa omnivora jika dilihat dari pakannya. Musang pandan umumnya ditemukan sebagai pemakan dan pencuri ayam. Meski demikian musang pandan juga diketahui sering mengonsumsi sejumlah buah-buahan yang sudah ranum atau matang,  seperti  pepaya,  pisang, hingga buah kopi. Mangsa yang lain adalah berbagai serangga, moluska, cacing tanah, kadal serta bermacam-macam hewan kecil lain yang dapat ditangkap, termasuk mamalia kecil seperti tikus. Tipe buah atau biji- bijian yang pada umumnya dimakan oleh musang pandan yaitu tipe buah berbiji, arbei atau ampas kayu. Saluran pencernaan pada musang pandan diketahui hanya mampu mencerna bagian kulit dan daging buah sehingga bagian  biji dari buah yang   dikonsumsi, misalnya buah  kopi  akan  dikeluarkan  secara  utuh dalam  feses  setelah  melalui  reaksi  fermentasi oleh enzim  pada  saluran pencernaannya.  

Musang pandan biasa dikenal sebagai hewan nokturnal, arboreal, dan kebanyakan menyendiri, tetapi mereka dapat hidup berkelompok dengan ukuran kelompok 5-8 individu.  Hewan ini berasal dari daerah di dalam dan sekitar Asia, mulai dari timur hingga Filipina dan barat hingga Kashmir. Mereka tersebar luas tetapi kebanyakan ditemukan di Cina selatan, Himalaya utara, India selatan, dan pulau-pulau di Samudera Hindia, Laut Cina Selatan, dan Laut Filipina. Populasi musang palem Asia terlihat di Sumatera, Bhutan, Jawa, Kalimantan, Sri Lanka, Thailand, Vietnam, Kamboja, Malaysia, Indonesia, Laos, Nepal, Singapura, dan Kepulauan Sunda. Jenis mamalia ini hidup di hutan, perkebunan, kawasan vegetasi lebat, padang rumput, lahan pertanian, lahan terbuka, lahan kosong. Paradoxurus hermaphroditus dapat ditemukan pada vegetasi hutan yang padat dan jarang. Musang pandan juga merupakan salah satu jenis mamalia yang kerap ditemui disekitar kawasan permukiman dan bahkan perkotaan. Musang sesekali ditemukan di sekitar lingkungan permukiman, terutama di lingkungan rumah yang masih terdapat banyak pepohonan. Oleh karena itu, mereka dikategorikan sebagai pengguna lanskap ganda.

Referensi:

Animal Diversity Web. 2020. Paradoxurus hermaphroditus Musang Palem Asia, Viewed 23  November 2022.

Fikri, H., Novarino, W., dan Rizaldi, R. 2016. Inventarisasi Jenis Mamalia di Hutan Lindung Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo, Solok Selatan, Sumatera Barat. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, 2(1): 16-21.

Maha, I.T., Novelina, S., dan Adnyane, I.K.M. 2019. Morfologi Kelenjar Anal Musang Luak Jantan (Paradoxurus hermaphroditus). Acta Veterinaria Indonesiana, 7(2): 33-41.

Maryanto, I., Noerdjito, M., dan Partomihardjo, T. 2012. Ekologi Gunung Slamet: Geologi, Klimatologi, Biodiversitas dan Dinamika Sosial. Jakarta: LIPI Press, p. 100. 

Parikesit, Withaningsih, S., and Prastiwi, W.D. 2019. Estimated Abundance and Distribution of Common Palm Civet (Paradoxurus hermaphroditus, Pallas 1777) in the Rural Landscape of Sukaresmi, West Bandung Regency. InIOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 306(1): 1-11.

Putri, D.P., Mayasari, N., dan Hiroyuki, A. 2022. Gambaran Kesejahteraan Musang Luwak Tangkar (Paradoxurus hermaphroditus) Penghasil Biji Kopi Luwak Pegunungan Malabar, Jawa Barat. Acta Veterinaria  Indonesiana, 10(1): 58-70.

Winaya, A., Maftuchah, M., Nicolas, C., and Prasetyo, D. 2020. Morphometric Variations of Asian Common Palm Civet (Paradoxurus hermaphroditus, Pallas 1777) from Bali Island, Indonesia as the Basis of Morphometrics Diversity Data. Biodiversitas, 21(3): 1027-1034. 

Kampung Satwa

Kedung Banteng, Sumberagung, Kec. Moyudan, Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.

You may also like...